sehatnews.id – Di tengah kesibukannya menangani sejumlah pasien, perempuan muda berparas oriental ini menyempatkan diri untuk diwawancarai, beberapa waktu lalu.
Ia adalah Lia Tirtasari, seorang dokter di klinik perawatan kecantikan Skin+ yang berlokasi di WTC 2 Sudirman, Jakarta.
Dokter Lia merupakan alumna King´s College London, jurusan Master Clinical Dermatology.
Di awal percakapan, dia menceritakan ketertarikannya menempuh studi di Inggris. Ia tertarik belajar di Inggris, karena sistem pendidikannya termasuk yang terbaik di dunia. Terlebih lagi bidang yang dipelajarinya belum ada di Indonesia. Jika di banyak tempat gelar master biasanya ditempuh dalam dua tahun, di Inggris cuma setahun dengan kualitas bagus.
“Tertarik dengan sistem pendidikan di sana, dan kalau untuk master penyakit kulit setahu saya belum ada di Indonesia, baru ada antiaging, kecantikan dan masalah penuaan,” paparnya.
Dewasa ini lebih dari 50 persen penduduk Indonesia termasuk golongan ekonomi kelas menengah, maka tak heran bila kebutuhan mempercantik diri juga meningkat.
Klinik-klinik kecantikan tak hanya dipenuhi perempuan, tetapi juga pria. Layanan yang dibutuhkan sangat beragam, seperti antipenuaan, pelenyapan jerawat, selulit, dan bekas tato, hingga perawatan setelah bedah kecantikan.
Sayangnya, malapraktik masih kerap terjadi di beberapa salon kecantikan. Di luar negeri, praktik perawatan kecantikan yang tak sesuai standar kesehatan dijuluki cowboy practices.
Hanya berbekal pelatihan singkat, mereka langsung pede melayani pelanggan hingga terjadi malapraktik.
Itulah mengapa dibutuhkan pendidikan khusus yang memadai seputar kecantikan.
Ketika ditanya adakah keinginan menjadi dokter spesialis kulit? Dirinya pun tak menampik untuk mewujudkan keinginannya menjadi spesialis kulit.
Tapi saat ini dr. Lia ingin mencari pengalaman terlebih dahulu setelah menamatkan studinya di tahun 2018.