sehatnews.id – Mata adalah jendela dunia. Melalui organ kecil ini manusia bisa mengenal dan melihat isi dunia. Bagaimana bila mata sudah bermasalah sejak anak-anak? Akankan dunia bakal buram sepanjang hidup? Jangan dulu berkecil hati. Dr. Muhammad Asroruddin, Sp.M., punya solusinya.
Dr. Asroruddin sudah sekian lama fokus menjalani profesinya sebagai dokter mata anak. Ia menjadi pencerah mata anak-anak yang bermasalah.
Gangguan mata, seperti gangguan refraksi mata, contohnya rabun jauh, mata malas, dan juling, tidak hanya membuat dunia anak menjadi buram, tetapi juga dapat merenggut prestasi dan masa depannya.
Di Indonesia, yang paling banyak kasus gangguan refraksi (gangguan kacamata), mata malas, dan ada juga juling. Saat ini juga semakin banyak terjadi masalah mata pada bayi prematur, yang disebut Retinopathy of Prematurity (ROP). Jika tidak dikenali dan ditangani sejak dini, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan sejak bayi.
Kasus gangguan mata pada anak sekarang makin meningkat seiring meningkatnya perkembangan teknologi. Komputer, gadget, video game, televisi, merupakan penyumbang besar kasus gangguan refraksi mata pada anak.
Pasiennya pun semakin muda, rata-rata sebelum usia tujuh tahun sudah harus mengenakan kacamata.
Belum lagi kasus mata malas, yang biasanya terjadi bila gangguan minus pada mata anak tidak disadari orang tua, sehingga si anak terlambat mendapat bantuan kacamata. Juga bisa terjadi karena si anak malas memakai kacamata dan akibatnya otak terlatih untuk melihat buram.
Hal ini sangat memprihatinkan karena gangguan mata pada anak tidak hanya mengganggu penglihatannya, tetapi juga proses belajar dan prestasi di sekolah, terlebih kasus ROP yang bisa menyebabkan kebutaan sejak bayi.