sehatnews.id-Virus corona bisa menginfeksi siapa saja, lansia hingga anak-anak. Hanya memang, kasus Covid-19 pada anak-anak usia di bawah 18 tahun dilaporkan sekitar 8,5 persen, dengan kondisi ringan sampai sedang. Angka kematian akibat Covid-19 pada anak-anak relatif kecil bila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Seperti halnya kasus pada orang dewasa, kasus kritis pada anak-anak yang terinfeksi virus corona dipicu oleh adanya komorbid atau penyakit penyerta.
Bagaimanapun, anak-anak tetap bisa terinfeksi Covid-19, bisa sakit, dan bisa menularkan virus corona ke orang lain. Apalagi, kebanyakan anak-anak yang terkena covid tidak menunjukkan gejala, atau gejalanya ringan, seperti batuk dan kelelahan.
Mengapa anak-anak sepertinya lebih kebal terhadap Covid-19? Menurut sebuah studi di Australia, sistem kekebalan tubuh pada anak-anak masih sangat baik. Studi ini fokus pada sistem imun bawaan (innate immune system), yaitu bentuk awal serangan sistem imun pada virus. Sistem imun bawaan ini berperan penting dalam menangkal virus sebelum tubuh membentuk antibodi.
Studi tersebut, seperti dikutip theconversation.com, menemukan bahwa perubahan dinamis pada respon imun bawaan ini membuat anak-anak lebih kuat melawan infeksi virus corona, dibandingkan dengan orang dewasa.
Bagaimana dengan anak-anak Indonesia? Menurut Unicef, anak-anak di Indonesia berisiko mengalami konsekuensi jangka panjang dari pandemi ini. Hal itu akibat kondisi sosial ekonomi yang memburuk, banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan, sehingga kebutuhan nutrisi keluarga, tak terkecuali anak-anak tidak bisa terpenuhi. Untuk itu, Unicef menyarankan pentingnya melakukan mitigasi terhadap dampak tersebut. (rin)