sehatnews.id – Sebelum pandemi Covid-19, sebagian besar orang di Amerika Serikat (AS) sudah pernah terjangkit virus corona, meskipun jauh lebih tidak berbahaya.
Hal itu karena setidaknya ada empat virus corona dalam keluarga yang sama dengan SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit jinak namun menjengkelkan yang dikenal sebagai flu biasa.
Dalam sebuah studi baru yang muncul di Nature Communications, para ilmuwan dari Scripps Research menyelidiki bagaimana paparan sistem kekebalan sebelumnya terhadap virus corona memengaruhi respon kekebalan terhadap Covid-19.
Dengan melakukan itu, mereka menemukan satu antibodi virus corona reaktif silang yang dipicu selama infeksi Covid-19.
“Penemuan ini akan membantu dalam mendapatkan vaksin atau pengobatan antibodi yang bekerja melawan sebagian besar atau semua virus corona,” kata Raiees Andrabi PhD, peneliti di Department of Immunology and Microbiology Scripps Research seperti dikutip eurakalert.org.
“Dengan memeriksa sampel darah yang dikumpulkan sebelum pandemi dan membandingkannya dengan sampel dari orang yang pernah sakit Covid-19, kami dapat menentukan jenis antibodi yang bereaksi silang dengan virus corona jinak serta SARS-CoV-2,” tuturnya.
Dalam tes selanjutnya, antibodi tersebut juga menetralkan SARS-CoV-1, virus corona yang menyebabkan SARS, atau sindrom pernapasan akut yang parah.
“Kami dapat menentukan bahwa jenis antibodi reaktif silang ini kemungkinan diproduksi oleh sel B memori yang awalnya terpapar virus corona yang menyebabkan flu biasa, dan kemudian ditarik kembali selama infeksi Covid-19,” jelas Andrabi.