sehatnews.id – Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia ini telah mengubah banyak tatanan kehidupan. Wabah ini juga telah memengaruhi bentuk layanan kesehatan untuk penyakit-penyakit lainnya, termasuk layanan operasi jantung dan paradigma masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Apakah operasi jantung masih perlu dilakukan di masa pandemi Covid-19? Apakah aman menunda operasi jantung yang sudah terjadwal? Apakah bahayanya jika menunda operasi jantung untuk kasus-kasus tertentu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak mengemuka di kalangan masyarakat.
Social distancing, stay at home, work from home, tetap di rumah jika tidak ada keperluan yang benar-benar penting, pakai masker jika pergi ke luar rumah, sering-sering mencuci tangan dengan air dan sabun adalah upaya-upaya yang benar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, seperti yang telah dianjurkan oleh pemerintah.
Namun jika mengalami serangan jantung, maka menghubungi unit gawat darurat dan pergi ke rumah sakit tetap merupakan tindakan yang paling tepat untuk menyelamatkan nyawa.
“Pentingnya menimbang antara risiko menunda prosedur pembedahan dengan risiko terpapar Covid-19”
Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa mungkin Anda mengalami serangan jantung, di antaranya nyeri dada kiri yang lokasinya tidak dapat ditunjuk dengan jari, rasanya dada seperti ditekan beban berat, nyeri dada yang menjalar ke leher, punggung, lengan, sesak napas, pusing, seperti mau pingsan, keringat dingin, serta dapat disertai rasa mual dan muntah.
Gejala-gejala ini awalnya mungkin muncul hanya sebagai gejala ringan saja dan muncul hanya pada saat melakukan aktivitas berat.
Bila gejala-gejala tersebut muncul pada saat istirahat, atau tetap terasa berkepanjangan meskipun sudah beristirahat, maka pertanda bahwa penyakit jantung Anda sudah lebih berat kondisinya, dan memerlukan penanganan medis segera. Jika tidak maka bisa terjadi henti jantung mendadak yang berakibat fatal.