sehatnews.id – Pohon mahoni (Swietenia macrophylla) dikenal sebagai pohon antipolusi. Daunnya menyerap polutan di udara dan melepaskan oksigen (O2). Jika Anda berada di sekitar pohon mahoni akan merasakan segarnya udara. Bila hujan turun, akar-akar pohon mahoni akan mengikat air. Itu sebabnya area tempat tumbuh mahoni menyimpan cadangan air yang cukup.
Buah mahoni mengandung flavonoid dan saponin. Flavonoid dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah dan aterosklerosis, menurunkan kolesterol, pereda nyeri dan lebam, juga bersifat antioksidan. Saponin dapat membantu mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak tubuh, serta meningkatkan sistem kekebalan.
Secara tradisional mahoni sejak lama digunakan untuk membantu melancarkan peredaran darah, memperlambat proses pembekuan darah, mengikis timbunan lemak dalam pembuluh darah, pereda nyeri, antidiabetes, meningkatkan imunitas, dan menguatkan fungsi hati.
Biji mahoni juga mengandung fenol, saponin, glikosida kompleks, dan flavonoid yang rasanya pahit. Kepahitan inilah yang justru menawarkan khasiat untuk membantu mengatasi banyak penyakit. Khasiat mahoni sebagai vitamin dan obat-obatan awalnya ditemukan oleh ahli biokimia Dr. Larry Brookes di tahun 1990an.
Sejumlah studi selanjutnya mendukung potensi mahoni sebagai penawar sakit. Dalam suatu uji in vitro (dalam cawan petri), in vivo (organisma hidup), maupun uji klinik terbatas menunjukkan biji mahoni mengandung properti antidiabetes. Mekanisme hipoglikemik biji mahoni ini dengan cara menurunkan kadar gula darah, memperbaiki sel-sel beta dan sel hati. Selain itu juga mencegah komplikasi akibat diabetes.
Sifat antidiabetes biji mahoni yang berasal dari komponen fitokimia fenolat, flavonoid, saponin, limonoid dan alkaloid, juga dirilis dalam sciencedirect.com.
Dalam Rheumatology Advances in Practice diungkapkan biji mahoni berpotensi membantu penyembuhan penyakit hepatitis dan autoimun. Tinjauan lain menyatakan kandungan terbesar dalam mahoni adalah limonoids. Uji pada tikus menggunakan etanol yang diekstraksi dari biji mahoni menunjukkan efek antiinflamasi.
Sejumlah data menunjukkan berbagai aktivitas farmakologis mahoni, seperti antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker), antikanker, antitumor. Juga dilaporkan beberapa aktivitas lain seperti antinosiseptif (antinyeri), antidiare, antiinfeksi, antiviral, antimalaria, akarisida (pembasmi tungau atau kutu), dan aktivitas fitoremediasi logam berat.
Di berbagai negara biji mahoni digunakan sebagai obat tradisional. Di Malaysia, biji mahoni dimanfaatkan untuk mengatasi hipertensi, diabetes, dan keluhan nyeri. Di Indonesia juga dikenal untuk obat darah tinggi, diabetes, dan malaria. Pada masyarakat adat Amazon di Bolivia digunakan untuk obat leishmaniasis (infeksi parasit leishmania). Dalam farmakologi Cina serbuk biji mahoni digunakan sebagai pereda demam (antipiretik), antijamur, dan antihipertensi.
Untuk memelihara kesehatan dianjurkan mengonsumsi biji mahoni satu biji tiap pagi dan malam. Bagi Anda yang doyan pahit bisa mengunyah biji mahoni, tetapi jika tidak tahan pahit bisa memilih bentuk kapsul. Anda bisa membuat sendiri dengan mengeringkan biji mahoni, menumbuknya hingga menjadi bubuk halus lalu dimasukkan ke dalam kapsul. (rin)