sehatnews.id – Mendengar kata hipnotis atau hipnosis, pikiran orang umumnya langsung mengarah ke aktivitas yang membuat orang tidak sadar, sehingga mau diperintah untuk melakukan apa saja, termasuk hal-hal yang terlihat konyol atau lucu seperti yang ditampilkan dalam suatu acara di televisi.
Ada yang mengaitkan hipnosis dengan aktivitas kejahatan, seperti membuat orang tidak sadar dan dipengaruhi pikirannya sehingga harta bendanya bisa diambil oleh oknum yang menghipnosis. Hal ini populer dengan istilah gendam.
Sebagian orang mengasosiasikan hipnosis sebagai cara menanyai seseorang dengan tanpa sadar sehingga orang tersebut mau menjawab secara terbuka dan jujur.
“Sebenarnya hipnosis merupakan suatu metode yang sudah dipergunakan sejak zaman dulu, sampai sekarang pun kita sudah sering kali menggunakannya walaupun tanpa kita sadari,” ujar Muhammad Basir, CHt.CI, seorang pakar dan praktisi hipnosis, di Jakarta, Minggu (13/6/2021).
Dia mencontohkan ketika seseorang melihat sinetron dengan khusyuk serta benar-benar fokus hingga tanpa disadari emosinya muncul seperti marah, tertawa, tersenyum sendiri, atau bahkan sedih sampai menangis meneteskan air mata, maka hal ini bisa disebut hipnosis.
“Orang yang sangat fokus atau mono focus melihat gadget, bermain video game, menonton televisi, membaca buku, atau mendengarkan alunan musik hingga tanpa sadar menggoyangkan tubuh, ini juga hipnosis,” papar Basir yang juga anggota Bidang Organisasi dan Lembaga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI).

Master Muhammad Basir, CHt.CI dan David Koper, SE. CHt.CI (kanan), pakar dan praktisi hipnosis, giat memperkenalkan manfaat hipnosis kepada masyarakat luas. Foto: SEHATNEWS.ID/Jos