sehatnews.id – Bento atau makanan bekal di Jepang jarang yang tampil biasa-biasa saja. Setiap pagi ibu-ibu di Jepang berlomba menyajikan sekotak makan siang yang indah. Ternyata sekotak bento dengan sajian berwarna-warni ini merupakan pelajaran ilmu nutrisi sejak anak-anak masih SD.
Rasanya tak pernah bosan melihat unggahan di media sosial yang menampilkan sekotak bekal makan siang di Jepang. Bento yang disajikan ada yang tampak mewah, banyak juga yang lucu mirip karakter-karakter terkenal, seperti Hello Kitty, Doraemon, dan kawan-kawannya. Bento lucu itu disebut kyaraben atau charaben, singkatan dari character bento.
Charaben atau bukan, bento bagi masyarakat Jepang harus terlihat berwarna-warni. Aneka warna itu tentu saja harus berasal dari makanan alami, yang melambangkan kelengkapan gizi. Dengan demikian setiap bento harus berisi sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
“Titik berat bento itu adalah kandungan lauk sehat di dalamnya. Jadi bukan fokus pada hiasannya saja,” ujar penulis buku Kyaraben:Bento Kreatif, Pristina Gosana.
Sesuai dengan ilmu gizi, sumber karbohidrat bisa berasal dari nasi. Nasi juga bisa diganti pasta atau kentang. Kemudian harus ada sumber protein seperti daging, ikan, tahu, atau telur. Bento tampak berwarna cerah berkat sayuran dan buah segar. Irisan tomat dan salad sayuran di dalam bento jadi makin menggugah nafsu makan.
Tak kalah pentingnya, bento harus disajikan secara higienis. Kandungan gizi itu harus proporsional. Sumber karbohidrat tidak boleh terlalu banyak. Komposisinya tak boleh lebih dari 50 persen dari keseluruhan bento. Protein pun sebisa mungkin ada sumber protein nabati dan hewani.
Bila sekotak bento hanya diisi karbohidrat dan protein hewani, seperti nasi dan ikan goreng, tentu penampilannya jadi tampak membosankan. Bento akan lebih cantik dan bergizi jika dilengkapi dengan tumis sayuran, irisan tomat, potongan buah, selada, rumput laut atau seiris tahu. (lin)