sehatnews.id – Qatar adalah sebuah negara kecil nan makmur di Timur Tengah. “Sebagai ilustrasi, jumlah penduduk Qatar adalah 2,8 juta jiwa dengan luas 11.500 km persegi. Pendapatan per kapita pun mencapai USD 140.000. Sementara Indonesia baru USD 3.400. Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 35 kali Indonesia. Jadi bisa dibilang perekonomian Qatar sangat baik,” ujar Dr. Iqbal Mochtar, dokter asal Indonesia yang bertugas di Qatar, dalam obrolan santai bersama beberapa dokter Indonesia pada pertemuan daring, baru-baru ini.
Sejatinya tingkal infeksi Covid-19 di negara kecil itu cukup tinggi dibandingkan populasinya. “Sepanjang pandemi sekitar 8 persen atau 220.000 orang terinfeksi. Namun tingkat kematian sangat rendah, hanya 600 orang. Ini merupakan salah satu negara dengan tingkat kematian karena Covid-19 paling rendah di dunia,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Qatar antara lain karena mereka memiliki rencana antisipasi yang jelas. “Sebelum terjadi serangan infeksi gelombang kedua, fasilitas perawatan ICU dinaikkan 50 persen. Ketika terjadi penularan varian dari Afrika Selatan, Pemerintah serius melakukan skrining kesehatan, karantina, dan tegas melarang penerbangan dari Inggris. Kemudian tingkat kepatuhan masyarakat juga sangat tinggi,” tutur lulusan FK Universitas Hasanuddin ini.
Tak hanya itu, masyarakat Qatar pun sangat proaktif untuk tes dan penelusuran infeksi Covid-19. “Tes yang tersedia adalah tes yang terstandardisasi internasional, yaitu PCR. Tes ini disediakan gratis di banyak tempat. Lalu masker juga wajib dikenakan. Jika tidak, mereka dapat dikenakan denda sebesar USD 50.000 atau kalau dirupiahkan sekitar Rp.700 juga,” katanya.
Saat ini kurang lebih 70 persen masyarakat di Qatar sudah divaksin. “Kekebalan kelompok sudah terjadi di sini. Sekitar 1-2 minggu setelah Pfizer mengumumkan uji klinisnya, Pemerintah Qatar mengadakan vaksinasi secara masif. Sekitar 80 persen masyarakat sudah mendapatkan dosis pertama dan 70 persen sudah mendapatkan dosis kedua,” ujar Dr. Iqbal.
Tak kalah pentingnya, mereka juga sudah melindungi kaum yang paling rentan. Masyarakat berusia 60 tahun ke atas sudah hampir 100 persen terlindungi vaksin. (lin)