sehatnews.id – Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama untuk bayi baru lahir hingga usia minimal enam bulan. Sudah banyak penelitian mengenai manfaat ASI, tetapi senantiasa kalah dengan iklan “kebaikan” susu formula. Karena manfaatnya, banyak konselor ASI dibantu para dokter anak dan dokter kandungan terus ngotot mengedukasi dan menyuarakan kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula terutama untuk bayi baru lahir. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menetapkan setiap minggu pertama bulan Agustus sebagai Pekan Menyusui Dunia.
Meninjau ulang pentingnya diadakan Pekan Menyusui Dunia, sebetulnya apa kelebihan ASI?
“Semua mamalia menghasilkan susu, termasuk ASI pada manusia, sifatnya spesies spesifik. Hasil berbagai jurnal penelitian, ASI mengandung makronutrien komponen bioaktif yang spesifik dari ibu untuk bayinya. Tidak seperti susu formula, ASI sarat komponen IgA berupa antibodi, hormon pertumbuhan untuk saluran cerna, antibakteri, oligosakarida, antivirus, antialergi, antiparasit, meskipun kadarnya menurun setelah bayi usia enam bulan. Itulah keistimewaan ASI,” kata Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), Ph.D, dokter anak konsultan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Di masa pandemi, ketika banyak ibu bisa bekerja dari rumah, dr. Ayijati Khairina, Sp.A, spesialis anak dari RSIA Asih, Jakarta Selatan, menyebut bahwa terjadi kenaikan jumlah ibu menyusui hingga 90 persen.
“Ada hikmah yang bisa diambil dari pandemi, yakni ibu bisa lebih intens menyusui bayinya. Berbeda bila ibu bekerja di kantor yang harus memompa ASI-nya. Simpan ASI dalam jumlah sedikit-sedikit, maksimal 90 mililiter. Berikan ASIP (air susu ibu perah-Red) bukan memakai botol, tetapi dengan sendok,” ujarnya dalam live IG bertema “Tantangan Menyusui bagi Ibu Bekerja Saat Pandemi” yang digelar Rabu (11/8/2021).
Banyak ibu baru mengeluhkan ASI tidak lancar, bayi menolak minum ASI, dan alasan lain. Dukungan dari lingkungan berpengaruh besar bagi kelangsungan proses menyusui bayi. Supaya lancar menyusui, dr. Ai, panggilannya, menyarankan agar ibu menikmati prosesnya.
“Saat di rumah, usahakan memberi ASI langsung, bukan ASIP, untuk membentuk bonding dengan anak. Dan bukan ibu yang memberi ASIP, harus orang lain, bisa ayah atau neneknya, agar bayi tetap mau menyusu ibu. Bayi sangat sensitif dengan suara atau bau badan ibu sehingga ibu harus ngumpet agar tidak terlihat.Jangan sampai bayi mendengar suara atau melihat ibu ada di dekatnya saat minum ASIP,” katanya.
Jangan pula membangunkan bayi yang sedang tidur hanya untuk sekadar menyusui. Bayi butuh deep sleep alias tidur dalam untuk perkembangan otaknya. (sar)